A. Identitas
Buku
Judul :
JANJI LANGIT
Penulis :
Aishworo AnG
Editor :
Abu Firly Bassam Taqiy
Cover & Perwajahan Isi:
KibarCreation
Cetakan : 1
Tebal Halaman
: 333 hlm.
Ukuran Kertas
: 14 x 21 cm², ISBN.
Tahun Terbit : 2010
Penerbit : HIKAM
PUSTAKA, Perum Satria Nusantara No.12 Bantul, Jogjakarta.
B. Sinopsis
JANJI
LANGIT
“ZARATHUSTRA, Musa, Isa, atau
Muhammmad adalah orang-orang yang pikirannya sudah tidak waras. Mereka itu
orang jahat yang telah memasukkan manusia dalam penjara gelap bernama agama.”
“Ya, Tuhan memang ada. Tuhan ada dalam imajinasi liar orang-orang sinting. Jika
Tuhan ada dan membawa keselamatan, mengapa Tuhan tidak menyelamatkan ibuku
ketika diperkosa, dibunuh, kemudian dibuang ke sungai seperti sampah….” Itulah
yang dikatakan seorang pemuda yang seluruh tubuhnya dihiasi oleh tato sebut
saja namanya Acet.
Sepenggal
pernyataan yang membuat siapa saja yang mendengarkan akan naik darah, terlebih
bagi orang yang sangat kuat imannya. Namun tidak dengan Bejo tokoh utama dalam
novel ini yang juga menihilkan Tuhan. Karena kelakuan mereka yang kafir, mereka
diberikan hukumam oleh Tuhan. Mereka dikejar-kejar oleh rentenir hingga nyawa
mereka hampir melayang. Disaat seperti ini Tuhan memberiak mereka pertolongan
untuk membuka hati mereka. Akan tetapi hanya Bejo lah yang dibukakan hatinya. Setelah itu Bejo kembali ke kampung halamannya
untuk mencari Tuhan dan berjanji akan membawakan Tuhan kepada sahabatnya Acet.
Setelah kembali ke kampung halamannya ia memulai mencari Tuhan dengan cara
masuk di UMY. Tanpa bekal ilmu sedikitpun ia mengikuti tes, walaupun ia tidak
bisa membaca Al quran ia diterima di UMY. Setelah di UMY ia mulai mendapat sedikit
ilmu tentang agam yang enuntunnya ke jalan Allah. Di Muhammadiyah ia bertemu
dengan gadis keturunan Jerman namanya Anisa Hinke. Bejo sangat bersyukur
mempunyai sahabat sebaik Hinke, disaat ia sedih dan dalam masalah Hinke selalu
mendukung dan membangkitkan semangatnya lagi. Hinke seperti menjadi guru bagi
Bejo yang akan menuntutnya kejalan mencari Tuhan. Disaat ia sudah mulai
menemuka Tuhan, cobaan datang menghampirinya. Hinke dikeluarkan dari kampus
karena ia dituduh telah mencuri HP-Salma dan memperlihatkan tubuh indahnya
tanpa busana.
Semua
itu memang fitnah karena Hinke adalah seorang muslimah sejati, jangankan untuk
membuka busanya, membuka jilbabnya saja ia tidak pernah berani. Semua itu
fitnah dari sahabatnya karean dibutakan cinta yaitu Salma. Setelah
dikeluarkannya Hinke dari UMY, Bejo merasa tidak bergairah lagi belajar karena
dia sedih melihat wanita seperti Hinke yang memiliki kemampuan yang tinggi
harus putus kuliah. Kemuadian dengan hati yang berat demi, dia berani mengarang
cerita dengan menyebut dirinya sebagai pelaku semua itu. Setelah itu Hinke bisa
menikmati bangku kuliah lagi tapi Bejo harus keluar dari sana. Bejo merasa
sedih karena harus meninggalkan banyak kenangan indah di Muhammadiyah. Setalah
merasa yakin ia kembali lagi ke kota pahlawan itu untuk menepati janjinya.
Tepatnya di jembatan Merah Bejo dan Acet berjanji untuk bertemu lagi. Tapi
setelah sampai disana dia tidak menemukan seorang pun termasuk Acet hingga
berhari-hari samapi persedian uangnya habis. Setelah keputus asaan menemui
jalannya ia pu kembali pulang. Namun tiba-tiba Acet muncul di depannya dengan
penampilan yang jauh berbeda dari yang dulu. Acet pun membawa Bejo kerumah barunya
dan di rumah itu Bejo memulai menunaikan janjinya, tapi ternyata Acet masih
seperti dulu. Segala sesuatu telah disampaikan Bejo untuk meyakinkannya, tapi
hatinya sudah terlalu hitam untuk menerima hidayah dari Tuhan. Pada akhirnya
Acet menemukan Tuhan disaat peluru menembus dadanya. Acet meninggal ditangan
kekasih lamanya yaitu Elisa. Diakhir hayatnya Acet berkata kalu dia telah
menemukan tuhan yang di cari-cari oleh Bejo. Dan kesedihan yang mendalam
menjadi akhir cerita antara Acet, Bejo dan Elisa didalam menuai janji langit.
C. Unsur-unsur
Intrinsik Novel
1.
Tema :
Perjalanan mencari Tuhan. (“aku mau mencari Tuhan.”…”pasti aku akan kembali . Aku akan kembali membawa tuhan
untukmu.”….hal 25)
- Menurut Moeliena (1990:921),Tema adalah
pokok pikiran, dasar cerita (dipercakapkan) yang dipakai sebagai dasar
mengarang dan mengubah sajak.
- Menurut Stanton
(1965:4),Tema merupakan ide sentral atau pokok dalam karya.
2. Penokohan :
Menurut Panuti Sudjiman(1988:16), Tokoh merupakan individu rekaan
yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Dan Stanto(1965:17),Yang
dimaksud dengan tokoh utama ialah tokoh yang aktif pada setiap peristiwa,
sedangkan tokoh utama dalam peristiwa tertentu .
a. Acet : - Kafir (“mereka mengarang adanya
Tuhan…..hal 1-25)
- Kasar(“Dasar wanita keras kepala! Sudah
kubilang gugurkan saja..hal 8)
b. Bejo : - Kasar (“ku sumpal mulutnya dank u
cabut pisau dipinggangku….hal 11)
- Pentaubat (“ aku mau mencari Tuhan…hal
25-332)
- Pekerja Keras (“seperti hari
sebelumnya,,.Nyaris tanpa istirahat 74)
- Baik hati (“Ah sudahlah, aku tidak minta
apa-apa….80-332)
- Pemberani (“kita ke bukit Pitulang…. Hal
254-288)
c. Elisa : - Pencinta (“aku sangat mencintai Kak
Acet. Inilah wujud kecintaanku..329)
d. Hinke : - Baik hati (“apalah arti sebuah permata
dibanding persahabatan.80-82)
- Motivator (“ lihat dirimu….dirimulah
jawabanya..90-160)
- Muslimah (“tak mau bersentuhan dengan
bukamuhrimnya..80-182)
e.
Warsono : - Pekerja keras (“dia seorang pekerja keras…32-38)
- Taat beribadah (“penghormatannya tinggi
pada sholat berjamaah..32)
-Penyabar (“cukup berapapun rupiah orang
menghargainya…32)
f. Bu
Bidan : Baik hati (“aku melihat
ketulusan dalam persahabatan u..23-16)
g.
Keluarga Bu Bidan : Baik Hati (“pintu rumah selalu terbuka untuk mu…302-311)
h.
Fatima Mae : Motivator(“…kamu masih muda. Aku yakin kesempatan ini..37-38)
i. Wahyu : Perhatian(“bangun sahabatku mari
mengerjakan shalat…64-65)
j. Bram : - Pendengki (“hay bajingan, jangan
engkau dekat,,, 171-232)
- Sirik (“… Besok tanggal 17 Suro Malikat
Kazdar akan datang…233)
k. Salma : jahat(“tega menzholimin sahat sendiri..232)
l. Penguji : Kejam (“ulangi!” perintahnya kejam…49)
m. Syaikh Muhyuddin : Berwibawa (“….seluruh yang ada ditubuhnya
memancarkan khariama luar biasa...106-108)
n.
Syaikh Hasyim Asy’ari : Kejam (“Anak muda tak bergununa! Tak tahu malu
menanyakan masalah remeh begitu padanya…111)
o. Tukijo : Pemimpin yang baik
(“Dia tak akan sudi makan sebelum anak buahnya lebih dulu menyentuh
hidangannya..134)
p. Aprilia Bekti : Pintar (“seorang gadis cantik yang berilian..134)
r. Anisa Rahmawati : Amanah (“…tak
ada sedikitpun niat untuk menyelewengkan uang organisasi…134)
s. Johan Pangestu : Cerdas (“…Dia
amat peka terhadap masalah sosial, politik, dan pemikiran kontenporer…135)
t. Yarudin : Fundamentalis (...Yarudin tumbuh menjadi pemuda yang
fundamentalis...160)
u. Suwahyudi : Pekerja keras (“…dia
rela menempuh jarak tak kurang dari 90 kiloketer pulang pergi..135)
v. Nanang : Dingin hati (“..pemuda bermata dingin yang selalu antusias….135)
w. Yuliana : Cantik (“…senyum seindah bunga krisan, seanggun bunga
anggrek..135)
x. Aiswhoro Ang : Sederhana (“…, tampilannya sederhan..137)
y. Hanuan Hadar : Pembual (“…Tujuh biadari cantik mendatangiku. Mereka adalah
putrid dari surge..239-240)
3. Alur/Plot :
Menurut Morjorie Boulton( 1975 :
45),Plot adalah pengorganisasian dalam novel atau penentu struktur novel. (Aminuddin, 1987:83),Plot adalah rangkaian cerita yang
dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa, sehingga menjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
-
Maju : “keluarlah cari makanan.” Ketika aku kembali,…12-332)
-
Mundur : “jauh sekali aku melintasi
lorong,,,aku membuka mata…105-113)
4. Latar/Setting : Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dan
tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi. Menurut pendapat Aminuddin (1987:67), yang dimaksud dengan setting/latar
adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun
peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis
a.
Waktu : - Pagi hari (“menjelang matahari merekah…33)
-
Malam hari ( bagi Elisa mala mini mungkin….8)
-
Siang hari (menjelang siang Acet….17)
-
Senja (“matahari ahmpir tenggelam…menciptakan lautan jingga…208)
b.
Tempat : - kamar bekas gudang.
- jalan raya
- rumah Bejo
- masjid
- kampus
- area parker
- kantin
- Bunder Rest Area
- Bukit Naga
- Gua Halimun
- rumah Bu Bidan
- Jembatan Merah
- rumah Acet
c. Suasana : - Tegang
(“dalam ruangan ujian in, aku terperangkap ketakutan…40-59)
- Sedih (“air mataku yang hanya,,,,kupeluk
jasad sahabatku…330-331)
- Bahagia (“ wulan kamu lihat sepasang camar
yang bahagia…94-96)
- Pilu (“Bejo kita harus akhiri hubungan
kita….97-101)
- Sunyi (“ diluar keadaan benar-benar
sepi…11)
5. Sudut Pandang : Cara
pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya disebut sudut
pandang, atau biasa diistilahkan dengan point of view (Aminuddin, 1987:90). Lebih lanjut
Atar Semi (1988:57-58) menegaskan bahwa titik kisah merupakan posisi dan
penempatan pengarang dalam ceritanya. Ia membedakan titik kisah menjadi empat
jenis yang meliputi : (1) pengarang sebagai tokoh, (2) pengarang sebagai tokoh
sampingan, (3) pengarang sebagai orang ketiga, (4) pengarang sebagai pemain dan
narrator.
Sudut
Pandang : Orang pertama pelaku utama (“mengapa kamu katakan begitu, Cet?”
tanyaku pelan…1-332). Dan orang pertama serba tahu (Acet adalah seorang yatim
piatu. Dia melalui masa kecilnya dengan sangat mengerikan….2-331).
6. Gaya
Bahasa : Dalam karya sastra, istilah gaya
bahasa mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya
dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan
makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Aminuddin
(1991:72). Wiyanto (dalam Komara, 2010) mengatakan bahwa gaya bahasa adalah
cara menyampaikan pikiran dan perasaan.
Gaya Bahasa : gaya bahasa dalam novel ini
menggunakan bahasa yang formal dengan sedikit bahasa daerah dan bahasa asing di
dalamnya namun semua itu penuh dengan
makna dan mudah dimengerti oleh pembaca karena disediakan catatan
kaki.(“…orang-orang yang pikirannya sudah tidak wara….1-332)
7. Amanat : Amanat
yang terdapat dalam karya sastra tertuang secara implisit. Secara implisit
yaitu jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku
tokoh menjelang cerita berakhir,Sudjiman (1986:35).
Amanat :
- Kita harus yakin dengan adanya Tuhan, jika tidak maka kita tidak tidak lebih
dari orang kafir yang mudah dipengaruhi setan.
-
Tidak ada kata terlambat untuk kita mencari Tuhan.
Selama kita masih punya keyakinan akan adanya Tuhan maka kiat pasti akan
menemukannya.
-
Jauhilah perbuatan syirik karena syirik merupakan
suatu perbuatan yang paling dibenci Allah (Tuhan Yang Maha Esa).
0 komentar: