SUJUDILAH CINTAMU!

Penulis : Maman-anjerda




 



1.      Identitas Buku
    1. Judul                                                   : Sujudilah Cintamu !
    2. Penulis – pengarang                            : Zhaenal Fanani
    3. Penerbit                                               : Laksana
    4. Tahun  terbit                                        : 2011
    5. Cetakan ke-                                         : 1
    6. Tebal buku (jumlah halaman)              : 264 Halaman
    7. Nomor ISBN                                      : 9786029784442





Sinopsis
       Salman, Sosok lelaki yang tidak berayah bunda dan hidup dalam kepapaan. Namun dia tetap tegar dalam menantang denyut kehidupan. Ia terus melangkah dibawah langit dengan kejujuran dan sikap-sikap menawan. Ia juga sangat bersyukur karena telah dipertemukan  dengan Uwak Dede, orang yang sangat di idam-idamkan Salman Menjadi ayahnya.
       Hingga Suatu Ketika dia beranjak dewasa, Salman di pertemukan dengan seorang perempuan bernama Halimah. Seorang mahasiswi semester akhir yang sedang menjalani ujian Praktek di desa tempat Salman tinggal. Kisah cinta diantara mereka pun  mulai terjalin sejak pertemuan pertama  meraka di gudang tempat penyimpanan Ikan. Namun sayangnya kisah cinta diantara mereka kemudian dihalangi oleh jarak yang memisahkan mereka ketika Halimah  tidak berada lagi di Kampung Bahtera atau Desa tempat Salman tinggal. Hal lain yang membuat Salman dan Halimah tidak bias bersatu adalah karena garis-garis hukum Kampung Bahtera yang melarang setiap pemuda dan pemudi kampong itu harus menikah dengan lawan jenisnya yang tinggal di kampung itu juga
Mereka juga terpisahkan karena Halimah harus meninggalkan Kampung Bahtera karena harus kembali ke Jogja untuk menyelesaikan kuliahnya. Setelah  itu ia harus kembali ke kampong halamanya di Kalimantan Selatan. Setelah mereka  terpisah sejak lama tapi mereka tetap saling memikirkan satu sama lainnya. Salman seakan kehilangan semangat hidupnya sejak berpisah dengan Halimah, ketika dia berbicara dengan Uwak Sese, ia seakan membayangkan halimah berada disisiny dan setiap dia mau melaut jugab tetap memikirkan Halimah Begitupula dengan Halimah, ia setiap malam melihat ke jendela kamarnya sambil membayangkan Salman..

2.      Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd). Menurut Moeliena (1990:921) Tema adalah pokok pikiran, dasar  cerita (dipercakapkan) yang dipakai sebagai dasar mengarang dan mengubah sajak.

Tema Novel ini adalah “Kasih yang tak Sampai”
Bukti :
1.      Sudah lima putaran purnama Halimah meninggalkan Kampung Bahtera. Namun sekian masa itu halimah belum hadir menemui dirinya kembali. (Halaman 240)
2.      Halimah… aku berharap kau bersabar dalam menghadapi kenyataan ini. Seperti  aku bersabar melewatinya. Janganlah  hatimu gundah menghadapi dunia dihadapan kita. Percayalah Allah telah menggariskan pertemuan kita Dan kita yakin, kehadiran hari-hari didepan akan meletakkan kita pada suasana yang lebih baik. Bila saatnya tiba kelak, kau dan aku akan bertemu kembali. (Halaman 223)
3.      “Percalah Sal,! Aku akan terbang menemuimu… tapi beri aku kesempatan barang sejenak untuk mencari alasan yang tepat kepada kedua orang tuaku… aku harap kau tidak menduga dan berfikir buruk tentangku. Yakinlah, aku tidak akan membuatmu kecewa… kau tidak perlu cemas dan gelisah!”  ia tersenyum sendiri seolah-olah telah berhasil meyakinkan Salaman. Dan ia buru-buru mengusap air matanya ketika ia mendengar langkah-langkah mendekati kamarnya. (Halaman 255)
 b. Setting/Latar
Setting/Latar  merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd). Menurut pendapat Aminuddin (1987:67), yang dimaksud dengan setting/latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.latar Tempat
a.       Di atas permukaan laut
Bukti : Di atas permukaan laut ia merasa bersentuhan dengan dunia yang selalu menghadirkan kepolosan tak tertebak, dan kegarangan yang tak menipu. (Halaman 12)
b.      Tepi Pantai
Bukti : Di sepanjang tepian pantai, tampak beberapa perahu kayu yang terayum-ayun oleh gelombang laut dangkal. (Halaman 13).
Mereka terlibat perbincangan. Tapi,  mengingat adzan telah berkumandang, ia cepat mengundurkan diri, kemudian melangkah cepat menjauhi pinggiran pantai. (Halaman 238)
c.       Kampung Bahtera
Bukti : Salman adalah salah satu di antara laki-laki penghuni Kampung Bahtera, sebuah perkampungan nelayan berjarak 1.500 mil dari pantai sendang biru. ( Halaman 18)
“Menurutku, garis ketentuan itu hanya berlaku bagi keturunan orang kampung Bahtera. Sementara, kau tidak terlahir di kapung ini. (Halaman 177)
d.      Beranda depan rumah Uwak Dede
Bukti : “Satu saat nanti, aku akan membelikan sebuah perahu untukmu...,” katanya saat berbincang dengan Salman di beranda depan rumah sambil menatap beberapa perahu nelayan yang bergerak mendekati pantai. ( Halaman 46)
e.       Tempat Penyimpanan Ikan
Bukti : Keesokan sorenya, Halimah mendatangi gudang penyimpanan ika, ia berharap bertemu dengan Salman. (Halaman 77)
f.       Kalimantan selatan
Bukti : Sudah satu minggu ia berda di kampong halamannya di Kalimanatan Selatan. ( Halaman 250)
g.      Ruang Tengah lantai dua rumah Halimah
Bukti : Diruang tengah lantai dua rumahnya, halimah duduk bersandar pada kursi, menatap lurus kearah pasar terapung yang sudah sepi. (Halaman 250)
2.Latar Waktu
a.       Waktu Senja
Bukti : Dari arah perkampungan nelayan, terdengar riuh gelak canda anak-anak yang berangkat mengaji ke mushola. (Halaman 13)
Tapi menjelang senja ini seperti tak memiliki kepercayaan yang mampu mendorong pikirannya bias mendekati dugaan-dugaan yang berkecamuk di dadanya.(Halaman 80)
Pada suatu senja ia pernah meminta alamat tempat tinggal Halimah di Jogja. (Halaman 241)
b.      Dua minggu sebelum panen
Bukti : beberapa bulan kemudian, Dua minggu sebelum panen raya. Pasir pantai tampak mengkilat menyilaukan akibat uap yang tersimpan di dalamnya melayang oleh sengatan matahari.(Halaman 55)
c.       Sore Hari
Bukti : Keesokan sorenya, Halimah mendatangi gudang penyimpanan ikan, ia berharap bertemu dengan Salman. (Halaman 77)
d.      Malam panen Raya
Bukti : Malam ini, kampong bahtera tiba-tiba berubah wajah. Malam ini adalah mlam yang ditunggu-tunggu kedatngannya oleh masyarakan kampong nelayan itu selama satu tahun, yaitu malam panen raya. (Halaman 94)
e.       Menjelang Tengah Malam
Bukti : Manakala hari menjelang tengah malam, jendela kamar itu terbuka, dan halimah duduk diatas kursi di belakang jendela, menatap hamparan malam sepi. (Halaman 254)
3.Latar Suasana
a.       Ketakutan
Bukti : Ia mengigil, karena mendadak sebuah dimensi ketakutan menggenangi seluruh badannya. Sebuah dimensi yang bersumber dari tempat tersembunyi dan sangat sulit dikenali area wilayahnya. (Halaman 17)
Maka hilangkanlah ketakutanmu soal itu! Yang perlu kau khawatirkan sekarang adalah kehadiranmu beserta seluruh kekuranganmu ditengah keluarga Halimah. ( Halaman 177)
b.      Haru
Bukti : Ketika pertama kali pulang ke kampong nelayan setelah tiga tahun kepergiannya, disambut isak tangis keluarganya. (Halaman 28)
Salman mendesah pilu. “ mengapa aku tak mampu menghapus bayanganmu?”(Halaman 239)
c.       Gelisah
Bukti : Tetapi, tanpa seorang pun tahu, sebenarnya ia dibayangi rasa gelisah yang tak kunjung dapat ia tidurkan. Rasa gelisah manakala ia tahu kehadirannya dibelahan bumi harus terbayar dengan jiwa seorang ibu. Rasa gelisah dengan kepindahannya dari seorang pengasuh kepada pengasuh lain karena sebuah kemeralatan. Dan, rasa gelisah oleh sikap orang-orang di sekitarnya yang selalu memandang dirinya sebagai manusia yang harus dikasihani. (Halaman 37)
Hatinya ulai dilanda kegelisahan. Wajahnya tak lagi menyampaikan kerinduan pada malam. ( Halaman 119)
d.      Bahagia
Bukti : halimah tertawa dan Salman tersenyum panjang, sensasi kebahagian berlalu lintas di sekitar mereka. (Halaman 182)
e.       Sedih
Bukti : “Aku ingin menjadi rembulan penuh kedamaian untukmu, Halimah !” bisikan pilu. Sepasang matanya mengerjap berulang kali. Sebuah kesediahan mendadak meruang dan menghentak dadanya. (Halaman 225)
f.       Damai
Bukti : Ia tersentak kaget saat mengetahui lengannya telahdiegang Uwak Dede. Dan seketika kedamaian mengarungi dirinya. Terdengar suara lembut Uwak Dedenya. (Halaman 240)
c. Sudut Pandang
Cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya disebut sudut pandang, atau biasa diistilahkan dengan point of view (Aminuddin, 1987:90).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
  1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
  2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
  3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

Novel ini menggunakan Sudut Pandang Orang ketiga pelaku utama
Bukti :” Mungkinkah ia sudah lupa denganku? Mungkinkah ia tak ingat janjinya lagi?” beberapa dugaan melintas diruang batinnya. Ia seakan berada di sebuah jalan berbatu terjal dan menanjak (Halaman 241) 
Halimah… aku berharap kau bersabar dalam menghadapi kenyataan ini. Seperti  aku bersabar melewatinya. Jangan hatimu gundah menghadapi dunia dihadapan kita. Dan kita yakin, kehadiran hari-hari didepan akan meletakkan kita pada suasana yang lebih baik. Bila saatnya tiba kelak, kau dan aku akan bertemu kembali. (Halaman 223)

d. Alur / Plot
1)      Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd). Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 113), adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.
Alur dalam  novel yang berjudul “SUJUDILAH CINTAMU” menggunakan alur maju mundur.
Dan saya katakana Maju karena meskipun pada awal sampai tengahnya menggunakan alur mundur, tapi setelah itu berurutan bagaimana Salaman Ketemu Halimah dan Berpisah dengan Halimah.
Saya katakana Mundur Karena pada awal-awal novel menceritakan bahwa Salman mulai kehilangan semangat hidupnya ketika ditinggal oleh Halimah, kemudian ditengah dan akhir menceritakan tentang bagaimana Salman dan Halimah bertemu dan menjalin hubungan cinta di antara mereka.
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd). Panuti Sudjiman (1966:25), Tokoh merupakan bagian atau unsur dari suatu kebutuhan artistik yaitu karya sastra yang harus selalu menunjang kebutuhan artistic.
Stanto(1965:17),Yang dimaksud dengan tokoh utama   ialah tokoh yang aktif pada setiap peristiwa, sedangkan tokoh utama dalam peristiwa tertentu.
Karakter setiap tokoh dalam novel yang berjudul “SUJUDILAH CINTAMU”
1.      Salman
a.       Tangguh, Berani, dan Sabar
Bukti : Salman kecil memiliki ketangguhan dalam menjalani langkah kehidupannya. Sebagian besar orang-orang kampong Bahtera mengatakan, ia seorang anak yang berani menghadapi dunia sendirian dalam tataran anak seusianya. Ia tak canggung mengambil pekerjaan apa saja. Ia pun menyimpan kesabaran yang luar biasa dalam mengarungi sesi hidupnya. (Halaman 22)

b.      Cerdas
Bukti : Salman adalah sebuah pribadi yang menyimpan otak cerdas dibalik sisi kehidupannya yang serba kekurangan , dalam usianya yang dini ia sudah berani berbicara dengan fasih soal tata letak bintang-bintang atau tentang pergantian siang dan malam dari sudut pandang ilmu pengetahuan dan menurut kaca mata agama. (Halaman 36)
2.      Khatijah
a.       Perhatian
Bukti : “Salman ! Cepatlah masuk kerumah ! Kau nanti masuk angina !” Khatijah berteriak di antara suara angina dan hujan. (Halaman 18)  

3.      Uwak Dede
a.       Pemberani
Bukti : Belum sampai usia sebelas tahun, ia telah berani mengarungi lautan lepas untuk mencari ikan atau menjelajahi kampung-kampung lain. (halaman 26)
b.      Baik
Bukti : Hatinya dinaungi keharuan dan ia semakin ingin menyentuh hati anak itu sekaligus melenyapkan kegelisahannya, kemudian menggantinya dengan langkah-langkah untuk mewujudkan keinginan salman.(Halaman 46)
“Satu saat nanti, aku akan membelikan sebuah perahu untukmu...,” katanya saat berbincang dengan Salman di beranda depan rumah sambil menatap beberapa perahu nelayan yang bergerak mendekati pantai. ( Halaman 46)
4.      K ak Tuan
a.       Pintar bergaul
Bukti : Di kampung nelayan ini hubungan Kak Tuan dengan masyarakatnya sangat kental persahabatan. (Halaman 54)
5.      Halimah
a.       Soleh
Bukti : Satu diantaranya adalah gadis berjilbab yang memiliki lesung pipit, ia berwajah eksotis, mahasiswi jurusan kelautan semester akhir. (Halaman 65)
b.      Pemalu
Bukti : Halimah tersipu, ia bahkan seakan terpacak pada pendiriannya, bahwa pada sebuah hati terdapat sesuatu yang harus ia simpan. (Halaman 101) 
6.      Tumairah/Maira/Uwak Sese
a.       Bijak
Bukti : Mereka tentu bisa berfikir bahwa Salman bukan penduduk Asli Kampung Bahtera. Maka, ia bebas memilih gadis manapun yang dikehendaki. (Halaman 168)
Uwak Sese adalah istri yang bijak. (Halaman 243)
b.      Pintar dan Tangguh
Bukti : “ternyata sekarang kau lebih tangguh dariku,Maira” ucap Uwak Dede. “Bukan hanya tangguh, tapi lebih pintar darimu” ucap Maira menggoda suaminya. (Halaman 170)
Otaknya pun tergolong cerdas. Seandainya ia hidup diluar kampong Bahtera, tentu ia menjadi orang yang hebat. (Halaman 243)
c.       pandai bergaul
Bukti : Ia pandai bergaul dan menyelinap disemua kalangan. (Halaman 243)
7.      Putri Saling Saraswati/Ibu halimah
a.       Perhatian
Bukti : Tampaknya putri kita tengah jatuh cinta, Mas… aku dapat menangkap dari sikap-sikapnya… kalau ia segera menikah tentu kita akan segera mendapat momongan! ( Halaman 259)
b.      pengertian
Bukti : “Kalah kau memang telah memiliki seorang, mengapa tidak bercerita pada ibu?bukankah selama ini tidak pernah ada yang kau sembunyikan dari ibu? Kau sudah dewasa…  Sudah saatnyakau memilih seorang yang kelak mendampingi hidupmu. Percayalah sayang, ibu telah melintasi peristiwa seperti yang engkau alami. (Halaman 258)
8.      hari Subarjo
a.       Bijak
Bukti : “aku merasa, setiap mengharap dan menginginkan sesuatu yang terbaik bagi anak-anaknya. Tapi, hal itu jangan membuat orang tua terlalu mencampuri urusan anak. Biarkan ia melangkah dengan segenap keinginannya. Lalu kita yakin, bahwa apa yang dilakukan anak tidak akan mengecewakan orang tuanya. (Halaman 262)
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd). Leech  dan  Short    (1981):  mengemukakan  bahwa  gaya  bahasa adalah  cara  menggunakan  bahasa  dalam  konteks  tertentu,  oleh orang  tertentu,  untuk tujuan tertentu

Gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam Novel in menggunakan bahasa sederhana, majas, dan mudah dimengerti khususnya oleh anak-anak muda jaman sekarang. Bukti :
1.      “Uwak… maafkan saya…,” kata Salman yang dapat menagkap kegalauan pada wajah Uwak Dede. (Halaman 115)
2.      “Percalah Sal,! Aku akan terbang menemuimu… tapi beri aku kesempatan barang sejenak untuk mencari alasan yang tepat kepada kedua orang tuaku… aku harap kau tidak menduga dan berfikir buruk tentangku. Yakinlah, aku tidak akan membuatmu kecewa… kau tidak perlu cemas dan gelisah!”  ia tersenyum sendiri seolah-olah telah berhasil meyakinkan Salaman. Dan ia buru-buru mengusap air matanya ketika ia mendengar langkah-langkah mendekati kamarnya. (Halaman 255)
3.      Halimah… aku berharap kau bersabar dalam menghadapi kenyataan ini. Seperti  aku bersabar melewatinya. Janganlah  hatimu gundah menghadapi dunia dihadapan kita. Percayalah Allah telah menggariskan pertemuan kita Dan kita yakin, kehadiran hari-hari didepan akan meletakkan kita pada suasana yang lebih baik. Bila saatnya tiba kelak, kau dan aku akan bertemu kembali. (Halaman 233)
g. Amanat
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 67) amanat adalah segala sesuatu yang  ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanakannya secara tidak  langsung ke dalam benak para penonton dramanya.Harimurti Kridalaksana (183) berpendapat amanat merupakan keseluruhan  makna konsep, makna wacana, isi konsep, makna wacana, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima orang lain yang  digagas atau ditujunya.

Amanat dalam Novel ini adalah :
1. jika memang sudah merasa cocok dengan pasangan kita, jangan ditunda-tundauntuk mengungkapkannya.
2. Ceritakanlah kepada orang tua jika sudah memiliki kekasih, jangan menyembunyikannya dari mereka.
3. Harus tetap tegar meskipun berpisah dengan orang yang kita sayang. 

0 komentar:

Copyright © 2012 ANYTHING | Naruto Newbie | Powered by Blogger | Designed by Excel Dwi Oktavianto & Original : Method Blaze